Wednesday 11 April 2012

Menyaksikan Tubuh Sendiri

INI pengalaman kawan saya Zul --nama sebenarnya tidak saya informasikan. Tahun 1990 lalu, Zul dalam sebuah urusan melaju dengan sepeda motor dari Kota Binjai menuju Stabat, ibu kota Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tapi ketika sampai di Tandem, Zul bertabrakan dengan angkutan kota (Angkot) yang di daerah itu disebut sudako. Kepala Zul terantuk ke kaca samping hingga kaca tersebut pecah.

Anehnya, Zul melihat tubuhnya tergeletak. Dia juga menyaksikan kepalanya berlumuran darah. Orang-orang di sekitar berdatangan. Sebagian menggotong tubuhnya ke dalam sudako tadi. "Cepat bawa ke rumah sakit, cepat bawa ke rumah sakit," teriak beberapa orang. Zul sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menyaksikan setiap detil kejadian itu.

Lalu sudako yang membawa tubuhnya itu berangkat. Selain supir, beberapa orang warga ikut. Walau sudako itu berjalan kencang, Zul merasa tetap di dekat angkot yang membawa tubuhnya itu. Sebab dia masih bisa menyaksikan tubuhnya terbaring tak terberdaya, dan bagaimana cemasnya supir sudako yang menabraknya itu. Namun ketika masih dalam perjalanan, Zul merasa dirinya sudah masuk lagi dalam tubuhnya.

Ketika sadar dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Bahkan dia sempat bertanya kepada supir ke mana ia akan di bawa. Supir mengatakan ke Rumah Sakit Djulham, Binjai. Zul dirawat di rumah sakit itu beberapa hari. Kisah ini saya dengar langsung dari Zul yang mengalami peristiwa itu. Kejadian yang dialami oleh Zul ini memberi kabar kepada kita, tentang proses kematian, yakni saat berpisahnya ruh dengan jasad.

Ketika kita meninggal, yang mati sebenarnya adalah jasad, sedangkan ruh atau diri halus kita, tetap hidup, karena dia bersifat abadi. Bahkan, ruh orang yang sudah meninggal tetap bisa menyaksikan bagaimana keadaan di alam nyata. Hanya saja, walau dia tetap mengetahui keadaan alam nyata ini --terutama lingkungan dan orang yang dia kenal, namun dia tidak bisa berkomunikasi lagi. Dia hanya bisa menjadi SAKSI, tanpa bisa berinteraksi lagi.




No comments:

Post a Comment